Masih berhubungan dengan penulisan
artikel yang pernah saya tuliskan mengenai telematika, maka kali ini akan saya
jelaskan kembali mengenai telematika secara lebih lanjut.
Setelah menjelaskan tentang
pengertian dasar dari telematika pada penulisan tentang telematika yang lalu, kali
ini saya ingin mencoba memberikan satu contoh bentuk penerapan dari telematika
tersebut. Yaitu penerapan telematika dalam bidang kesehatan.
Jika kita mendengar kata
telematika, maka hal pertama yang akan muncul di dalam pikiran kita kemungkinan
besar adalah Cyber Crime dan segala sesuatu yang berhubungan dengan komunikasi.
Namun, perlu kita sadari bahwa komunikasi terjadi di dalam berbagai hal di
dalam hidup kita, seperti dunia hukum, dunia hiburan begitu juga dalam dunia
kesehatan.
Mungkin anda berfikir bahwa
telematika tidak terjadi di dunia kesehatan. Jika anda berfikir seperti itu,
maka anda sedang mendapat pemikiran yang salah. Karena telematika juga terjadi
di dunia kesehatan. Di dalam tulisan ini akan saya jelaskan tentang telematika
di dalam dunia kesehatan serta perkembangannya di Indonesia.
A. Penerapan
Telematika Dalam Bidang Kesehatan
Pada bidang
kesehatan, ada berbagai macam contoh penerapan dari telematika. Ada Tele-Education,
Telemedicine, serta Telematika untuk Manajemen Pelayanan Kesehatan dll. Namun dalam
hal ini saya hanya akan menjelaskan salah satu dari beberapa contoh penerapan
telematika dalam bidang kesehatan, yaitu Telemedicine.
- Definisi
Telemedicine
Telemedicine
merupakan suatu layanan kesehatan antara dokter atau praktisi kesehatan dengan
pasien jarak jauh guna mengirimkan data medik pasien menggunakan komunikasi
audio visual mengunakan infrastruktur telekomunikasi yang sudah ada misalnya
menggunakan internet, satelit dan lain sebagainya.
Telemedisin
(telemedicine) dari arti katanya dapat diartikan sebagai kedokteran jarak jauh.
Layanan kedokteran (klinis) dimaksud dapat berupa (transfer/ transmisi) data
(medis) dari proses wawancara (misal, anamnesis = wawancara dokter-pasien;
dokter-mahasiswa dalam proses edukasi), pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan penunjang, peresepan bahkan tindakan perawatan dan
pengobatan. Data medis yang nantinya menjadi informasi yang lebih bermakna itu
dapat berwujud format teks, citra/gambar/foto, video, audio/suara, biosinyal. Jarak
jauh dimaksudkan adanya perbedaan geografis (mis. regional, internasional)
antara pemberi layanan dan yang dilayani. Layanan kedokteran jarak jauh ini
dapat terlaksana berkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Telemedicine
bukanlah teknologi yang benar-benar baru. Bukan hanya dalam khayalan. Telemedicine
modern sudah ada sejak telepon digunakan. Telemedicine masa kini akan lebih
mengacu pada pemanfaatan TIK yang lebih canggih. Istilah telemedicine disini lebih
spesifik pada bidang kedokteran (klinis) dibanding istilah telehealth, telecare,
telenursing.
Dari gambar
diatas dapat dijelaskan lebih mendalam mengenai apa itu telemedicine. Komponen
penyusun teknologi telemedicine adalah pasien, dokter, internet dan praktisi
kesehatan. Pasien memiliki jarak yang jauh dengan dokter. Apabila pasien ingin memeriksa
kesehatan mereka tidak perlu berangkat ke tempat dokter, ini untuk penyakit
yang kecil dan menengah dan untuk perawatan jalan. Untuk pasien dengan sakit
parah dan perlu rawat inap hal ini sulit diterapkan, tetapi masih dalam tahap
pengujian. Misal untuk pasien sakit jantung, kanker, tumor dan lain-lain.
Antara pasien dengan praktisi kesehatan harus memiliki jaringan internet yang
terhubung secara global sehingga pasien bisa menggunakan telemedicine.
- Sejarah
Telemedicine
Ide tentang
pemeriksaan dan evaluasi kesehatan dengan menggunakan perangkat jaringan
telekomunikasi bukanlah hal yang baru. Setelah diperkenalkan pesawat telepon,
percobaan telemedicine telah dilakukan pertama kali dengan men- transmisi-kan
rekaman EKG melalui jaringan telepon sistem analog. Walaupun jarak tempuh
transmisi hanya beberapa kilometer, namun nilai klinisnya tidak begitu bermakna.
Setelah itu, beberapa kali dicoba untuk melakukan transmisi suara jantung dan
napas antar dokter dan pasien. Setelah Perang Dunia ke-II (1945), teknik
transmisi foto dikembangkan oleh militer di eropa. Pengalaman tersebut memberikan
inspirasi para pioneer kedokteran dalam mengembangkan teknik pengiriman
gambar-gambar medis tentang penyakit dan kelainan dari pasien ke dokter.
Sejumlah peneliti kedokteran pada saat itu telah melakukan kegiatan pendidikan,
interprestasi dan menegakkan diagnosis serta melakukan pengobatan psikiatri,
dan radiologi jarak jauh.
Sejalan
dengan kemajuan teknologi komputer dan sistem digital saat ini, perkembangan
telemedicine semakin berkembang. Peralatan kedokteran dapat menghasilkan gambar
digital secara langsung, selain itu juga dapat mengubah citra video menjadi
citra digital. Kini, penggunaan telemedicine sangat luas sampai sekarang
diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark, Belanda,
Norwegia, Jordan, India, dan Malaysia.
- Sejarah
Telemedicine di Indonesia
Telemedicine
di Indonesia sudah berkembang cukup signifikan. Di Indonesia sudah mulai
menggunakan telemedicine sejak tahun 90an. Pada era tersebut masih menggunakan
teknologi telepon standar. Di era sekarang telemedicine sudah berkembang lebih
pesat, misalnya di Surabaya, antar puskesmas di seluruh Surabaya sudah saling
terhubung dengan tekologi internet dan sudah terhubung satu dengan yang lain,
selain itu puskesmas juga sudah terhubung dengan pusat kesehatan kota. Tetapi
bandwidth di Indonesia masih kurang untuk dilakukan teleconference antar pasien
dengan praktisi kesehatan. Tetapi hal ini memungkinkan apabila antar puskesmas
dengan pusat kesehatan kota memiliki akses internet sendiri tidak menggunakan
layanan public internet.
4. Tipe-tipe Teknologi yang Digunakan pada Telemedicine
Dua jenis
teknologi yang berbeda paling banyak digunakan dalam aplikasi telemedicine
sekarang ini. Yang pertama dikenal dengan istilah store dan forward digunakan
untuk mentransfer image digital dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Sebuah citra
digital diambil menggunakan kamera digital (disimpan) dan kemudian di kirim (forward)
oleh komputer ke lokasi lainnya. Hal ini biasanya dilakukan untuk kondisi yang
tidak darurat, ketika sebuah diagnosis atau konsultasi dibuat dalam kurun waktu
24-48 jam dan dikirim kembali. Gambar mungkin dikirimkan dalam 1 gedung, antar
gedung dalam 1 kota atau dari beberapa lokasi ditempat yang berbeda negara.
Teleradiology, pengiriman gambar X-ray, CT scan atau MRI adalah aplikasi yang
paling sering digunakan dalam dunia telemedicine saat ini. Ada ratusan pusat
kesehatan, klinik dan dokter pribadi yang menggunakan beberapa bentuk
teleradiologi. Beberapa radiologis menginstall teknologi komputer di rumah mereka,
sehinggga mereka bisa menerima gambar yang dikirim ke mereka dan melakukan
diagnosis, daripada harus menempuh perjalanan ke klinik atau rumah sakit
tertentu.
Telepathology
adalah contoh lain dari penggunaan teknologi telemedicine. Citra pathologi
dikirim dari satu lokasi ke lokasi lainnya untuk konsultasi diagnosis. Dermatologi
juga cocok untuk pengaplikasian telemedicine (meskipun praktisi lebih banyak
mencoba menggunakan teknologi interaktif untuk pengamatan kulit). Citra digital
dari kondisi suatu kulit diambil dan dikirim ke dermatologist untuk diagnosis.
sumber: http://k4b4y4n.blogdetik.com/2011/10/06/telematika-di-bidang-kesehatan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar